Selasa, 13 Mei 2008

SMS maut...

Hingga hari ini saya telah mendapat SMS yang benada kurang lebih "matikan HP anda pada pukul ..... karena menurut Metro TV akan ada gelombang radiasi yang luar biasa berbahaya melalui HP. Beritau teman-teman dan kenalan anda." Ada lagi SMS yang berbunyi: "Jangan menerima sms atau call dari nomor yang diawali dengan 0866** atao 0666** atau ketika calling masuk layar HP anda berwarna merah." Awalnya saya cuek saja... karena toh itu hanya kerjaan orang-orang iseng. Apalagi dalam koran diberitakan bahwa itu ulah beberapa provider yang merasa terancam dengan hadirnya provider baru yang menawarkan sms dan call murah. Tapi... karena seringnya sms itu masuk dan beberapa temanku menepon memberitahu hal yang sama... lama-lama saya jadi keder juga. Ditambah lagi mereka bawa-bawa nama stasiun TV segala. Pernah suatu malam saya hampir tidak bisa tidur karena takut. Mau matikan HP, nanti tidak bisa bangun pagi karena tidak bisa menyetel alarmnya. Jadinya... HP tetap saya aktifkan termasuk alarmnya... tetapi saya menaruhnya agak jauh di meja lain... akibat dari itu, saya jadi sesekali bangun. Koq saya jadi percaya dengan hal2 yang tidak masuk akal ya...

Kamis, 08 Mei 2008

Mau Instant???

Hari ini badanku kurang enak. Punggung pegal-pegal. Mungkin karena beberapa hari ini saya memaksa diri untuk berolahraga yang kelewat keras. Saya memang sedang membangun niat untuk berolahraga soalnya perutku sudah mulai membuncit… ‘gak enak dilihat. Oleh karena itu saya memulainya dengan push up, squad jump. Pengennya sih… bisa langsung six pack. Tapi koq badan sakit semua. Karena mau yang instant… ketika saya ceritakan kepada teman sekomunitasku, dia langsung nyeletuk, “butuh proses, man! Emang badanmu sama seperti idol-idolan itu? Betul juga ya… Segala sesuatu di dunia ini butuh proses, tidak ada yang mujizat (hanya Tuhan). Makluk hidup tumbuh dan berkembang butuh proses. Tapi koq kita sering melawan hukum alam itu? Kita mau instant. Mau lulus ujian sekolah tanpa belajar, mau jadi bintang idol tanpa usaha dan kerja keras, mau kaya tanpa memeras keringat, mau ini... mau itu… tanpa ini dan tanpa itu.
Oops… ada teman ngajak masak nih… “enakkan rebus supermie saja… biar cepat.” Instant lagi,… penyakit menanti.

Gue banget!!

Saya lahir 30 tahun yang lalu (sudah tua, man!!) di sebuah kampung yang sangat tercinta, Watuneso (mudah-mudahan ada di peta Indonesia), di ujung Timur kabupaten Ende. Masa kecil hingga tamat SD saya habiskan di kampung ini. Saya memulai pendidikan formal dari TK St. Theodorus, Watuneso; setelah itu masuk SDK Watuneso 2. Kemudian saya melanjutkan sekolah di SMPK Bina Wirawan Maumere, yang diasuh oleh para Suster CIJ. Selama di Maumere saya tinggal bersama Om Yakobus Wula (hanya 1 tahun karena beliau pindah ke Ruteng dalam rangka dinas), setelah itu saya ‘dipindahkan’ ke rumah Om Paulinus Ladapase (inspiring man) hingga tamat SMA di SMAN 2 Maumere.
Setelah tamat SMA?
Bingung…
Mau kuliah? Tidak ada biaya.
Mau kerja? Mungkin ini pilihan alternatif sementara…
Lalu, entah angin segar darimana… muncul niat masuk biara… tapi biara mana?
Selama ini saya memang sering melihat sejumlah pria berjubah putih yang sering ‘hilir mudik’ di gereja. Cocok ‘gak ya kalau saya masuk ke situ? Coba dulu ah… E… langsung diterima…. Orangtua kaget… sebaliknya teman-temanku malah tidak, karena mereka bilang, “kamu memang cocok!” Konsekuansinya banyak yang harus dilepas… macam-macam: keluarga, sahabat, soulmate, dan keinginan-keinginan lainnya.
Hari pertama di biara… “busyet… susahnya minta ampun. Segala-gala serba diatur. Makan ada jamnya (tidak bisa sesukanya), tidak boleh ribut atau nyanyi-nyanyi sembarang (padahal itu hobiku), dan yang paling menyebalkan adalah bangun pagi pukul 04.00…. itu khan puncak nikmatnya tidur! Entah kenapa saya koq bisa melewati kesulitan itu semua… buktinya saya masih bisa bertahan hingga saat menulis blog ini. Thanks ya Tuhan atas kesetiaanMu, dan semua yang mendukungku…. GBU all!